” Kegiatan ini menumbuhkan militansi, semangat solidaritas dan kebersamaan. ”
Plt Kepala BKKBN Dr. Dadi Ahmad Roswandi, M.Si
Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat – Pada tanggal 12 Mei 2023, perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melaksanakan kegiatan konsolidasi petugas lini lapangan dan Satgas Stunting dalam mendukung percepatan penurunan stunting dan akselerasi Program Bangga Kencana. Kegiatan yang di buka Oleh Deputi Bidang ADPIN BKKBN, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, MPD, juga dihadiri oleh Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan, I Made Yudhistira Dwipayama, S.Psi, M.Psi, Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Dr Dadi Ahmad Roswandi, M.Si, Kepala Dinas P2KBP3A Kabupaten Bandung Barat, kegiatan yang strategis ini dilaksanakan di Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Dalam rangka mencapai target penurunan prevalensi stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024 yang telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden No. 72 tahun 2021, BKKBN menyadari bahwa waktu yang tersisa kurang dari 2 tahun. Oleh karena itu, penyelenggaraan percepatan penurunan stunting memerlukan langkah-langkah percepatan yang lebih inovatif, terutama dalam upaya mendorong kesadaran seluruh elemen masyarakat dan keluarga agar peduli dalam langkah-langkah pencegahan stunting.
Selama ini, kekuatan BKKBN dalam memastikan kinerjanya berdampak langsung pada masyarakat dan keluarga sangat mengandalkan petugas lini lapangan sebagai ujung tombak pelaksana program di tingkat lapangan. Para petugas ini dipimpin oleh Penyuluh KB yang bertugas di level desa/kelurahan hingga tingkat kecamatan, dan dibantu oleh peran kader IMP (PPKBD/Sub PPKBD) di tingkat desa, RW, hingga RT. Dalam era Percepatan Penurunan Stunting saat ini, kekuatan lini lapangan BKKBN semakin bertambah dengan dibentuknya Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang memberikan pendampingan kepada keluarga berisiko stunting. Setiap tim TPK terdiri dari 3 orang, yaitu bidan/nakes, kader PKK, dan Kader KB, dan tersebar di setiap desa/kelurahan. Jumlah TPK bervariasi di setiap desa, sesuai dengan jumlah penduduk/KK di desa tersebut. Dalam satu desa/kelurahan, bisa terdapat 2 sampai 3 tim TPK.
Teguh menjelaskan “petugas lini lapangan cukup menggunakan 4 dari 10 Langkah PKB yaitu Catur Krida operasional terkendali pertama Data kuasai dengan baik, kedua KIE terus dilakukan dengan baik yang ketiga adalah pelayanan tempat pencatatan dan pelaporan.”
Dalam penyelenggaraan percepatan penurunan stunting di tingkat desa/kelurahan, para petugas lini lapangan di bawah bimbingan Penyuluh KB dituntut untuk dapat bersinergi dengan lintas sektor yang ada di desa sampai dengan kecamatan melalui kelembagaan Tim Pelaksana Program Stunting (TPPS).
Di sisi lain, TPPS, terutama di tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota, memiliki peran penting dalam mengkoordinasikan, menyinergikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting terutama di Jawa Barat menuju Zero New Stunting dan Indonesia Emas Tahun 2045.
Plt Kepala BKKBN Dr. Dadi Ahmad Roswandi, M.Si kegiatan merupakan kegiatan inovasi yang menyatukan potensi SDM tenaga lini lapangan seperti PKB dan TA Satgas yang diperkuat sistem coaching dan mentoring yang dilakukan oleh ASN perwakilan BKKBN Jawa Barat serta UPT Balai Diklat ” Kegiatan ini menumbuhkan militansi, semangat solidaritas dan kebersamaan. Dan untuk memperkuat itu kita bekerjasama dengan TNI Kopasus Batu Jajaran untuk pembentukan mental dan fisik tenaga lini lapangan. (Bobotoh.id/HR/BKKBN)