“Penurunan stunting tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja, namun harus dari segala pihak, baik dari pemerintah daerah, pihak swasta, bahkan masyarakat pun pun harus ikut andil secara langsung dan ber gotong royong bersama-sama bahu membahu menurunkan stunting sampai dengan Zero New Stunting…,”
H. Uu Ruzhanul Ulum, S.E, Wakil Gubernur Jawa Barat
Cirebon – Guna mengidentifikasi progres pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Barat serta dalam rangka pembinaan pelaksanaan 8 (delapan) aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi di Kabupaten/Kota, Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jawa Barat yang dipimpin langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, H. Uu Ruzhanul Ulum, S.E mengadakan Monitoring Evaluasi Aksi Stunting untuk wilayah Ciayumajakuning (Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) dengan Tema “Menggali Potensi Corporate Social Responsibility (CSR) Menuju Jabar Zero New Stunting”.
Kegiatan yang dilaksanakan di Balai Kota Cirebon (13/6), dihadiri oleh seluruh Ketua TPPS Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Kuningan, Plt. Kepala BKKBN Jabar.
Dalam sambutannya Wakil Gubenur Jabar, menyampaikan bahwa penurunan stunting tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja, namun harus dari segala pihak, baik dari pemerintah daerah, pihak swasta, bahkan masyarakat pun pun harus ikut andil secara langsung dan ber gotong royong bersama-sama bahu membahu menurunkan stunting sampai dengan Zero New Stunting. Karena apabila dengan nihilnya stunting di Jawa Barat, maka efek domino, yaitu kemajuan untuk 20-30 tahun mendatang akan terasa hasilnya.
Wagub Jabar juga berpesan kepada seluruh wakil kepala daerah sebagai Ketua TPPS ditingkat daerah, “bahwa tugas menurunkan stunting tidak hanya tugas daripada satu dinas saja, namun tugas semua dinas.”
Pak Uu juga menyampaikan, kegiatan kali ini juga untuk memotivasi dan menguatkan semangat TPPS se-Ciayumajakuning dalam memberantas kasus stunting di daerahnya masing-masing.
Pihaknya menilai, kasus stunting harus segera diselesaikan, sehingga Monitoring dan Evaluasi Aksi Stunting tersebut juga untuk mengingatkan seluruh elemen dalam memberantas stunting.
Beliau juga mendorong usai kegiatan kali ini seluruh TPPS se-Ciayumajakuning melakukan follow up ke tiap kecamatan dan desa untuk mengingatkan masyarakat mengenai bahaya stunting.
“Jangan sampai tidak ada follow up-nya, karena kedatangan kami ke sini juga pada dasarnya ingin menyemangati TPPS meski secara jumlah kasusnya menurun, tapi harus diberantas hingga zero case,” ujar Uu Ruzhanul Ulum.
Sejalan dengan Wakil Gubernur Jawa Barat, Plt. Kepala BKKBN Jabar, Dr. Dadi Ahmad Roswandi, M.Si menyebutkan bahwa salah satu saluran untuk pemanfaatan CSR adalah melalui Program BAAS (Bapak Asuh Anak Stunting), sehingga peran swasta dalam ikut andil menangani dan mencegah stunting secara langsung terasa kepada keluarga beresiko stunting.
Jadi..Yen ora weruh Moring, ya kudu takon to Sob. (Kalau belum mengerti Moring, ya harus tanya, Sob…! (Bobotoh.ID/HR-BKKBNJabar)