BOBOTOH.ID – Satu kaki Persib Bandung sudah berada di tangga juara. Meskipun kalah dengan skor tidak lebih dari 2-0 atas Madura United di leg kedua final Liga 1 2023/2024, Jumat 31 Mei 2024, Persib
akan tetap keluar sebagai kampiun kompetisi kasta tertinggi di Indonesia musim ini.
Namun tentunya, gelar juara tersebut akan terasa lebih sempurna bila Persib bisa meraih kemenangan di kandang Madura United, Stadion Gelora Bangkalan. Seremoni angkat piala Persib menjadi lebih afdal meski hanya menang dengan skor 0-1.
Terkait kedigdayaan Persib musim ini, hingga berhasil menembus partai puncak Liga 1 2023/2024, pengamat sepak bola, Eko Maung dan mantan pemain Persib, Yudi Guntara menilai bahwa pelatih Bojan Hodak memberikan peranan yang sangat besar.
Strategi Bojan Hodak usai menerima warisan pemain dari Luis Milla dinilai berhasil dan membuat Persib mengaum, hampir dalam setiap pertandingan.
“Jadi yang paling membedakan Luis Milla, Robert Albert dan Bojan Hodak itu, Bojan itu, kan, sangat pragmatis, yang penting hasil aja, mau gimana caranya. Jadi dia itu lebih mengoptimalkan efektifitas, saya pikir dan berhasil. Penguasan bola di bawah, tapi efektifitas tinggi, dari counter attack (lawan Madura United) dapat semua. Itu ciri khasnya Bojan dan itu berhasil, berhasil pisan,” ungkap Eko Maung dalam acara NGOPER yang tayang di Channel Youtube BOBOTOH TV.
Eko Maung juga beranggapan, strategi yang diterapkan Bojan Hodak bersama Persib merupakan gaya dan ciri khas pelatih asal Kroasia tersebut.
“Waktu di Malaysia itu gitu, menangani klub Malaysia, mainnya itu, tidak indah, gak kaya Luis Milla, determinasi. Bojan Hodak itu simpel, simple, dan simple, lalu gol. Dikurung lama, bisa sampai 20 menit gak dominan, terus counter attack, dan cetak gol,” imbuh Eko Maung.
Hampir senada dengan Eko Maung, Yudi Guntara pun menilai bahwa penampilan Persib di Championship Series tak lepas dari strategi jitu Bojan Hodak.
“Bojan Hodak sangat percaya pada pertahan Persib, ada Alberto, ada Nick, ada Rezaldi, kemudian ada Henhen. Dibantu juga Rachmat Irianto dan Dedi Kusnandar,” ungkap Yudi Guntara.
“Ya, jadi bukan hanya di SJH saja yang statsistiknya di bawaha, di bali juga sama. Tapi saya bilang tadi, seharusnya di SJH itu harusnya dominan, di semifinal lawan Bali pasti menyerang kan? Tapi tidak dilakukan, sama halnya waktu lawan Bali United di Bali dan SJH, dan kemarin di final juga. Jadi analisas saya, ini startegi Bojan Hodak,” tegas eks pemain Persib tahun 1990-an tersebut.
Sementara itu menurut Eko Maung, peranan Bojan Hodak tidak hanya dalam urusan strategi permainan Persib di lapangan. Lebih dari itu, pelatih yang pernah melatih PSM Makassar ini mampu menyulap pemain Persib.
Salah satu contohnya yaitu Dedi Kusnandar. Eko Maung menilai, pemain yang akrab disapa Dado tersebut pernah ‘terlupakan’ karena sempat tersisih dari skuad utama Persib di era pelatih-pelatih lainnya.
Apa lagi kata Eko Maung dan Yudi Guntara tentang magis Bojan Hodak jelang final leg 2 Liga 1 2023/2024?
Saksikan lengkapnya hanya di NGOPER yang tayang di channel Youtube BOBOTOH TV (klik disini).**